Jumat, 25 April 2014

Tempat Wisata Di Kalimantan Tengah

Wisata Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi dengan ibukotanya Palangka Raya , dan mempunyai banyak sekali obyek wisata antara lain Wisata Alam, Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Minat Khusus, Wisata Kuliner, Wisata Olah Raga, Wisata Belanja , dari sekian banyak Obyek wisata Kalimantan Timur  yang sangat terkenal yaitu Wisata Minat Khusus Taman Nasional Tanjung Puting di camp Leakey untuk mengamati orang utan
Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfir ,Sister Park dengan negara Malaysia. Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orang utan diTanjung Harapan.Pengamatan tertutup orang utan di Camp Leakey , Pondok Tanggui.
Stasiun penelitian bekantan dan pengamatan satwa lainnya melalui sungai di Natai Lengkuas. .
Pengamatan satwa burung terutama burung migran di Sungai Buluh dan Danau Burung.



Arboretum Nyaru Menteng
Wisata Alam – Arboretum Nyaru Menteng – Kalimantan Tengah
Arboretum Nyaru Menteng adalah sebuah kawasan hutan yang di dalamnya terdapat banyak spicies flora dan fauna, yang menjadi objek wisata menarik di kota tersebut ,Di lokasi ini banyak terdapat koleksi kehutanan dengan berbagai jenis seperti tanaman geronggang, meranti, cemara, dan tampan ,terdapat juga proyek reintroduksi sekitar 200 ekor orangutan
arboretum startdoorcom
Sebagai  objek wisata alam yang juga sebagai wilayah konservasi dan penelitian tanaman langka, yang berlokasi di Kelurahan Tumbang Tahay Kecamatan Bukit Batu Palangka Raya (Km 28 dari Palangkaraya menuju Kabupaten Katingan).
Arboretum Nyaru Menteng dengan luas 65,2 hektare yang merupakan bagian dari bumi perkemahan pramuka adalah kawasan pelestarian plasma nutfah ekosistem hutan rawa di Propinsi Kalteng.
Flora dan Fauna hidup kawasan Arboretum Nyaru Menteng ini adalah jenis-jenis yang tumbuh dalam ekosistem hutan rawa.

Flora dan Fauna
Jenis pohon yang tumbuh di Arboretum Nyaru Menteng dapat digolongkan ke dalam 43 famili dengan jumlah species sebanyak 139 jenis.antara lain Ramin (Gonistylus bancanus), Meranti rawa (Shorea spp), Mahang (Macaranga maingayi), Geronggang (Cratoxylon arborescens), Makakang (Melastoma sp), Kapur Naga (Dryobalanop sp), Kempas (Koompasia malaccensis), Rengas (Gluta Rengas), Palawan (Tristania maingayi), Belangiran (Shorea balangeran), Punak (Tretramerista glabra). Pohon yang tergolong langka di Arboretum Nyaru Menteng adalah Terentang (Camnospermum sp), Mentibu (Dactylocladus stenostachys), Bintangur (Callophyllum sp), Jelutung (Dyera costulata), Agathis (Agathis sp), Bangkirai (Hopea sp), Gelam Tikus (Melaleuca leucadendron), Jambu-jambu (Eugenia sp) dan Tumih (Combretocarpus rotundotus).
Selain itu terdapat 4 (empat) jenis Kantong Semar yang teridentifikasi di kawasan ini yaitu Nepenthes raffesiana, N. maxima, N. ampullaria dan N. Gracilis.
Jenis-jenis liana antara lain Aglaonema sp, Dianella sp, Cyrtosperma sp, Nephrolepsis sp. Dijumpai juga jenis-jenis Beringin (Ficus sp) mulai dari yang berbentuk semak sampai pohon.
Jenis-jenis eksotik yang berasal dari luar kawasan yang ditanam di kawasan ini antara lain Alau (Dacridium sp), Galam (Eucalyptus sp), Nangka (Arthocarpus heterophylus), Sinonim (Arthocarpus integra), Jambu Mente (Anacardium occidentale), Rambutan (Nephelium lappaceum), Saga (Adenathera microsperma), Akasia (Acacia auliculiformis), Sungkai (Peronema canescens), Cempedak (Arthocarpus cempedak), Durian (Durio zibethinus) dan Cemara (Casuarina sp).
Beberapa jenis satwa liar antara lain beberapa jenis burung seperti Beo (Gracula religiosa) dan Cucak Rowo (Pyocnonotus zeylanicus). Jenis lain seperti Biawak (Varanus sp), Ular, Monyet dan sesekali masih dijumpai orangutan liar (Pongo pygmaeus), Owa-owa (Hylobates muelleri) dan Tupai/Bajing.
Di kawasan ini terdapat jembatan kayu panjang lima Km , wisma cinta alam, bumi perkemahan, aula pertemuan, Information Center, shelter, pondok kerja, tempat parker

 Obyek Wisata Kalimantan Tengah lainnya




Rabu, 23 April 2014

Arti Logo Kalimatan Tengah

Arti Logo

Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah berbentuk segilima, warna dasar

Merah dan di tengah lambang berwarna hijau, dengan moto ISEN MULANG (Pantang Mundur).  

Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila. 

Merah, adalah lambang keberanian, keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memecah belah persatuan dan kesatuan. 

Hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. 

Talawang (Perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap anasir - anasir yang merusak baik dari luar maupun dari dalam. 

Belanga (Guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kalimantan Tengah. 

Tali Tengang (Tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan kekompakan yang tidak mudah di cerai beraikan. 

Kapas dan Parei (Kapas dan Padi), adalah lambang bahan sandang pangan yang melambangkan kemakmuran bangsa Indonesia pada umumnya dan rakyat Kalimantan Tengah pada khususnya. 

Bintang Lapak Lime ( Bintang Segi Lima), adalah lambang Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. 

Kambang Kapas (Bunga Kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (Buah Padi) 45 butir adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. 

Burung Tingang (Burung Enggang), adalah lambang pertanda kemakmuran dan kedinamisan serta tekat rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara aktif pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. 

Mandau dan sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan menghadapi serangan musuh. 

Garantung (gong) adalah lambang bahwa masyarakat Kalimantan Tengah menjunjung tinggi kesenian, kebudayaan, berpandangan optimis dalam menghadapi berbagai tugas dalam suasana gotong royong sebagai lambang persatuan dan kesatuan.



Jenis Tari-tarian Kalimatan Tengah

Jenis-jenis tari Kalimantan Tengah (Kalteng)




Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan Suku Dayak sebagai penduduk aslinya kaya dengan keanekaragaman seni dan budaya peninggalan masa lalu. Satu dari kearifan khasanah budaya warisan nenek moyang tersebut terkandung dalam ragam seni tarian.
Pekan lalu, Lembaga Kebudayaan Dayak Palangka Raya (LKD-PR) menggelar pentas tari garapan dan tradisional. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk promosi kesenian daerah guna mendukung pengembangan potensi wisata lokal.
Kegiatan yang dilangsungkan di Gedung Eka Tingang Nganderang (Betang Mandala Wisata) tersebut menampilkan tujuh cindera tari dari tiga sanggar seni budaya yang ada di kota Palangka Raya.
Ketiga sanggar itu antara lain Sanggar Balanga Tingang dengan menampikan tari Mandau, tari Rantak Kipas Gempita, tari Giring-Giring dan tari Bahalai. Dari kegiatan tersebut, DeTAK merangkum sejumlah literatur dari sejarah dan makna tarian yang dipentaskan. Berikut catatannya.
 
1. Tari Wadian Amun Rahu
Tarian ini pada mulanya adalah sebuah tarian tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah yang bersifat sakral, magis dan religius. Tarian yang biasa dimainkan oleh kaum perempuan ini pada masa lampau dimaknai sebagai prosesi adat untuk menghantarkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah selesai panen padi.
Selain itu, tarian ini juga sering dilakukan sebagai salah satu prasyarat tata cara penyembuhan seseorang yang menderita penyakit.
Ciri khas dari tari Wadian Amun Rahu terlihat pada penggunaan tata busananya yang didominasi warna merah dan putih sebagai perlambang keagungan Sang Maha Pencipta.

2. Tari Jarangkang Bango
Tarian ini merupakan tari kreasi baru yang diadaptasi dari tarian Suku Dayak di pedalaman Kalimantan Tengah dengan nama yang sama. Di daerah tersebut, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak.
Jarangkong Bango merupakan perangkat tari berupa benda yang dibuat dari batok kelapa yang dibelah dua, kemudian dilubangi untuk mengaitkan tali pegangan. Perangkat ini kemudian digunakan oleh para penari sebagai properti utama dalam tarian ini.
Tarian ini menunjukan sebuah kebersamaan dan kekompakan serta solidaritas anak-anak Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam hidup bermasyarakat.

3. Tari Gelang Dadas dan Gelang Bawo (Iruang Wandrung)
Tarian ini merupakan rampak selaras dua gerak tari yang disatukan yaitu Wadian Dadas dan Wadian Bawo dan kemudian disebut Tari Iruang Wandrung.
Tarian Dadas dilakukan oleh penari wanita, sedangkan Gelang Bawo ditarikan oleh penari pria. Dengan iringan perpaduan musik tradisonal yang energik tarian ini pada jaman dulu berfungsi sebagai tarian untuk menghantar syukuran kepada Yang Maha Kuasa karena keberhasilan dalam seluruh aspek kehidupan Suku Dayak Kalimantan Tengah.

4. Tari Giring-giring
Tari giring-giring awalnya adalah tarian yang berasal dari daerah DAS Barito, Kalimantan Tengah. Tari giring-giring biasa dipertunjukkan dengan perangkat musik dari bambu yang berbunji jika digetarkan. Alat musik ini biasa disebut Ganggereng dan dimainkan bersama sebuah tongkat yang di sebut Gantar.
Tari ini biasa ditampilkan pada acara-acara adat sebagai perwujudan perasaan suka cita warga terutama pada saat menyambut tamu-tamu kehormatan.
Dalam perkembangannya, gerak dan ragam Giring-giring telah mengalami banyak pengembangan dengan tidak meninggalkan kaidah dan teknik dasar tarinya.

5. Tari Rantak Kipas Gempita
Tarian ini menggambarkan semangat generasi muda dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Kemajemukan sosial dan budaya dalam diri para pemuda yang menuntut ilmu di Bumi Tambun Bungai bukanlah suatu hambatan dalam mewujudkan cita-cita bersama untuk memajukan daerah.
Dibanding konsep awalnya, sajian tarian ini telah mengalami pengembangan ragam gerak dengan tidak meninggalkan kaidah dan tehnik dasarnya.
Tarian ini dimainkan dengan lincah dan gembira, sebagai manifestasi dari semangat yang dimiliki oleh generasi muda dalam upaya ikut serta dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara.

6. Tarian Mandau
Tari ini merupakan tarian yang umumnya dilmainkan oleh kaum perempuan. Makna yang terkandung di dalamnya adalah semangat seluruh warga Dayak dalam pertahanan diri dan kampong halaman dari ancaman pihak-pihak luar.
Dalam penyajiannya penari melakuikan gerakan yang lembut, gagah dan energik. Saat ini, penggarapan tari, gerak dan ragamnya telah mengalami pengembangan dengan tidak meninggalkan kaidah dan tekniknya yang sudah dikenal luas di seluruh wilayah Kalimantan Tengah sejak masa silam.

7. Tari Bahalai atau Tari Selendang Bawi
Tarian ini merupakan cindera tari yang diangkat dari kelengkapan pakaian berupa selendang di kalangan kaum wanita Suku Dayak Kalimantan Tengah. Sama seperti tarian lainnya, tari ini juga telah mengalami pengembangan di beberapa bagian gerak dan atribut petari.
Tarian ini dimainkan dengan lemah gemulai oleh penari putrid sebagai gambaran sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan atas terlaksananya suatu hajatan besar di kalangan warga.

Senin, 21 April 2014

makanan khas kalimantan tengah

MAKANAN-MAKANAN KHAS DAYAK KALIMANTAN TENGAH

Indonesia adalah negara yang memilki keanekaragaman suku bangsa dan bahasa. apalagi makanan khas yang dimilki antara satu daerah lain. Karena saya asli orang Dayak dari Kalimantan Tengah saya akan mencoba mengulas apa saja makanan-makanan khas yang ada di Kalimantan Tengah.

1.  Juhu Singkah / Umbut Rotan
Umbut Rotan (rotan muda) adalah salah satu makanan khas yang dimiliki oleh Suku Dayak, terutama dari Kalimantan Tengah. Dalam bahasa Dayak Maanyan, umbut rotan dikenal dengan uwut nang'e. Sedangkan dalam bahasa Dayak Ngaju dikenal dengan juhu singkah. Umbut rotan ini dikenal masyarakat dayak karena mudah diperoleh didalam hutan tanpa perlu menanamnya terlebih dahulu. Cara pengolahannya yaitu pertama rotan muda dibersihkan kemudian kulitnya dibuang dan dipotong dalam ukuran kecil. Umbut rotan seringkali dimasak bersama dengan ikan baung dan terong asam. Umbut Rotan memiliki rasa gurih, asam, dan kepahit-pahitan yang bercampur dengan rasa manis dari daging ikan sehingga membuat umbut rotan memiliki citarasa tersendiri.
2.  Kalumpe / Karuang
Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe merupakan bahasa Dayak Maanyan dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju. Dalam pembuatannya, biasanya daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil atau terong pipit. bumbu untuk masakan ini adalah bawang merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila ingin bisa ditambahkan cabe. Kalumpe terasa sangat enak apabila sedang panas. Masakan ini biasa disajikan bersama dengan sambal terasi yang pedas dan ikan asin.
3. Wadi

Wadi adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan daging babi. Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan". Namun pembusukan ini tidak dibiarkan begitu saja, sebelum disimpan, ikan atau daging akan dilmuri dengan bumbu yang terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga biji jagung yang di-sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di blender. Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta. Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali antara lain dengan cara digoreng atau dimasak. Walau pembuatannya terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam memasukan bumbu serta perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak enak bahkan tidak bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu yang memilki keahlian untuk membuat wadi yang enak.
4. Bangamat / Paing
Bangamat dalam bahasa Dayak Ngaju atau paing dalam bahasa Dayak Maanyan adalah masakan khas yang dibuat dari kelelawar besar / kalong (Pteropus vampyrus). Untuk konsumsi, kelelawar dengan jenis pemakan buah terbesar. Untuk kelelawar jenis pemakan serangga dan penghisap darah tidak digunakan dan tidak dikonsumsi untuk membuat makanan ini. Walaupun paing dikenal dan dikonsumsi di beberapa daerah, tetapi orang Dayak mempunyai ciri khas dalam pembuatannya. Paing yang akan dimasak dibersihkan dengan membuang kuku, bulu kasar ditekuk dan punggung, serta ususnya. Sementara sayap, bulu dan dagingnya dimasak. Untuk orang Dayak Ngaju paing dimasak dengan bumbu yang lebih banyak. Sedangkan untuk Dayak Maanyan, paing dimasak dengan bumbu yaitu serai dan daun pikauk (daun yang memiliki rasa asam). Paing sering dimasak bersama sayur hati batang pisang yang dipotong-potong, biasanya adalah pisang kipas. Serta juga bisa dimasak bersama dengan sulur keladi yang dipotong-potong.

Senin, 14 April 2014

Senjata Khas Kalimantan Tengah



 
Sumpit (dalam bahasa Kalimantan Tengah yaitu sipet) bagi masyarakat dayak pasti benda yang satu ini tidak asing lagi. Kenapa saya mengatakan demikian karena sumpit begitu familiar dengan telinga masyarakat sana. Sumpit mungkin menurut kebanyakan orang Indonesia yang belum tahu bentuknya seperti apa, mungkin ada yang mengira seperti yang ada di rumah-rumah makan atau yang ada di warung-warung yang berfungsi untuk makan mie, ataupun seperti yang ada di film-film serta biasanya orang Cina, Jepang yang banyak menggunakan sumpit untuk makan.

Tetapi yang satu ini sangat berbeda dengan dugaan yang di maksudkan seperti diatas. Sumpit di sini sebagai senjata khas Kalimantan yang digunakan untuk berburu binatang pada zaman dulunya. Fungsi tersebut apabila kita lihat secara tradisionalnya. Sekarang fungsi sumpit bukan lagi untuk...

berburu atau untuk berperang melainkan diperlombakan pada olahraga-olahraga daerah. Menjadi nomor olahraga yang diperhitungkan pada setiap pertandingan yang selenggarakan di daerah. Olahraga sumpit tidak jauh berbeda dengan olahraga yang lainnya seperti olahraga tembak atau olahraga panah. Biasanya untuk sasarannya dibuat lingkaran dari karton atau kertas. Peserta lomba berlomba-lomba untuk mengenai lingkaran yang telah dibuat dengan jarak yang telah ditentukan oleh panitia lomba. Dalam tulisan ini saya tidak membahas mengenai olahraganya tetapi mengenai sumpitnya sesuai dengan pengetahuan yang saya ketahui tentang sumpit.

Sumpit dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat kira-kira diameternya kurang dari 1 cm. Anak sumpit (damek) dapat terbuat dari bambu yang salah satu ujungnya berbentuk seperti kerucut yang terbuat dari kayu yang massanya ringan (dari kayu pelawi). Ini berfungsi supaya anak sumpit dapat melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh. Sedangkan ujung yang lain runcing dan biasanya diberi racun yang sangat mematikan binatang buruan. Racun terbuat dari getah tumbuh-tumbuhan hutan dan sampai saat ini masih belum ada penawar racunnya. Anehnya walaupun beracun, binatang buruan aman untuk dikonsumsi. Logikanya bahwa binatang buruan tersebut dibunuh dengan mengandalkan racun dari anak sumpit. Apabila daging buruan dikonsumsi berarti sipemburu mengkonsumsi racun yang terdapat pada daging binatang tersebut tetapi hal tersebut tidak menjadi suatu masalah bagi pemburu dan sampai saat ini aman-aman saja. Mengenai hal ini saya juga kurang mengerti mengapa hal tersebut demikian. Sumpit digunakan dengan cara ditiup. Kuat tidaknya napas penyumpit akan menentukan sejauh mana jarak anak sumpit dapat melesat ke sasarannya.

Sumpit berbentuk bulat yang panjangnya kira-kira antara 1,5 meter sampai dengan 2 meter dengan diameternya ± 3 cm. Bagian tengah dilubangi untuk memasukkan anak sumpit (damek). Kayu yang dipilih biasanya kayu-kayu keras seperti kayu ulin (kayu besi). Salah satu ujung sumpit (sebagai moncong) biasanya diberi mata tombak dan besi pembidik yang posisi keduanya saling bersebrangan. Mata tombak terbuat dari besi yang panjangnya sekitar 15 cm yang direkatkan dengan simpai yang terbuat dari rotan. Asumsi saya bahwa apabila binatang buruan (burung, babi hutan, kancil, kijang, dll) masih hidup tetapi tidak dapat bergerak dengan cepat maka dengan mata tombak ini untuk membunuhnya. Bagian pangkal sumpit biasanya lebih besar dan pada bagian inilah anak sumpit dimasukkan lalu ditiup. Antara Buluh sumpit dan anak sumpit memiliki ketergantungan yang tinggi (saling mendukung). Walaupun buluhnya bagus tetapi anak sumpit dibuat sembarangan maka hasilnya juga kurang memuaskan serta sebaliknya. Artinya kedua saling beperan penting dalam ketepatan mengenai sasaran/mangsa walaupun juga napas penyumpit serta kemahiran juga sangat berperan penting disini.

Anak sumpit biasanya disimpan pada tempat khusus yang berbentuk tabung. Namanya dikenal dengan teleb. Teleb terbuat dari bambu yang panjangnya kira-kira 40-50 cm. Untuk teleb tidak diambil sembarangan bambu. Disini dipilih bambu yang dimensi dalamnya tipis. Biasanya bambu tamiyang. Untuk diameter teleb tergantung selera masing-masing. Teleb juga dilengkapi dengan tutup. Tutup dapat terbuat dari kayu, biasanya penyumpit memilih kayu pelawi karena kayu ini memiliki massa yang sangat ringan bila dibandingkan besar dimensinya. Teleb biasanya digantung pada punggung penyumpit dengan bantuan simpai yang terbuat dari anyaman rotan, tali atau dari kulit kayu.

Cara pembuatan sumpit yaitu pertama-tama balok kayu ulin yang berukuran ± 10 x 10 cm dengan ukuran panjang yang telah ditentukan digantung secara vertikal pada tempat pembuatannya. Kemudian dari bagian bawah balok dibor menuju keatas hal ini biasanya untuk mendapatkan hasil pengeboran yang lurus. Lalu lubang hasil pengeboraan dibersihkan sampai halus sehingga anak sumpit dapat meluncur dengan mulus. Setelah selesai dibor, balok yang sudah berlubang halus selanjutnya diraut atau dibubut sampai berbentuk bulat lurus sehingga didapat buluh yang sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam proses pengerjaanya harus dilakukan secara hati-hati dan dengan cermat agar mendapatkan hasil yang terbaik. Kemudian buluh dihaluskan dengan ampelas atau pada zaman dulunya menggunakan daun kayu tertentu yang dapat digunakan untuk menghaluskan. Berfungsi sebagai ampelas. Setelah selesai barulah semua aksesories sumpit dipasang seperti mata tombak dan besi pembidik dipasang.

Bagi anda para pembaca yang tertarik dan ingin memiliki sebuah sumpit khas Kalimantan dapat menghubungi saya melalui nomor kontak yang ada. Juga dapat mengirimkan email ke alamat email saya. Mengenai harga tergantung dari panjang pendeknya sumpit. Semakin panjang maka harga yang ditawarkan juga akan semakin mahal. Masalah harga dapat nego dikemudian hari. Apabila penasaran cepat dapatkan sumpit yang sesuai dengan pilihan anda.